Minggu, 08 Juli 2012

Biografi

gue bersekolah di SMK dengan ambil jurusan Akuntansi.
pada masa PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) gue ditempatkan di Bank JATIM.
dimana yang bisa ditempatkan di situ hanya orang-orang tertentu aja.
di sana gue banyak dapat pengalaman dan akrab juga sama karyawan-karyawan bank.
baik ,gue bakalan menceritakan mereka.
1. Mba Tika
nah cantik kan? ini orang aslinya blak-blakan dan bodo amatan.
nah ,mba tika ini yang selalu gemes banget sama gue ,setiap gue ngomong pasti ditiruin.katanya tuh suara gua lucu gitu sih hehe

2.Mba Nina
nah mba Nina ini orangnya galak ,ya engga galak-galak amat sih tapi ya gitu.dari tampangnya masih kayak ABG ya?aslinya udah punya anak 2 yang 1 umur 5 tahun yang 1 lagi masih 1 tahunan. dia juga sering niruin suara gua.orangnya baik kok. ini fotonya lagi.


3.Mbak Chepty
(paling kanan) nah mba chepty ini orangnya paling takut gemuk.dia rela gak makan demi bisa pake baju incerannya buat nikah.dia orangnya suka beliin makanan trus dia yang bilang suara gua tuh lembut banget dan dia bilang gue orang yang tegar banget.dia paling suka megangin rambut gue -______-

4.Mbak fina
keliatannya kayak masih pacaran yak?padahal mereka berdua pasangann suami-istri lho ,anaknya udah umur 1 tahun.nah mbak Fina ini orangnya labil banget dan lupaan persis deh sama kayak gue.nah mbak Fina ini sering gua kerjain dan kadang kita curhat gitu.

5.Mas David
nah mas david ini aslinya botak.sering ngeledekin gua dan sering gua ledekin haha
orangnya komedi banget deh.

6.Mba Laili
(nomor 2 dari kiri) nah mbak laili ini paling anti kamera hihi
orangnya asyik ,gue paling deket sama dia dan mbak fina karena gue seruangan sama mereka.nah mbak laili ini orangnya sering nraktir tapi kalo istirahat buseh dah lama banget.dia juga sering ngeledein gue ,bukan cuma suara tapi gerak-gerik gue diikutin juga.

Udah segini aja dulu ya sebenernya masih banyak cuma nanti takut kepanjangan hehe.

Kamis, 05 Juli 2012

Rindu tak sampai



BRUAAK !!!
            Gesya terjatuh ,tubuhnya membentur sudut tempat tidurnya yang tebuat dari kayu.Matanya belum begitu terbuka , tangannya mencoba meraih tempat tidurnya guna membangkitkan dia. Namun, Gesya kembali terjatuh.
“Duh ,sakit banget ! Sial banget sih gue !” keluhnya.
Gesya bangkit dari lantai tempat ia terjatuh menuju jendela kamarnya yang terletak di Barat. Gesya membuka jendela kamarnya secara perlahan-lahan.
“Wah ,pagi ini cerah banget !”. gesya menghirup udara segarpagi itu.Burung-burung pun bernyanyi adapula yang berterbangan hinggap di ranting pohon. Hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang menambah suasana pagi ini bagaikan berada di pegunungan.
“Seandainya kamu ada di sini. Pagi ini akan lebih indah kalau ada kamu dan aku ,dan kita berkeliling kota mengendarai sepeda seperti dulu.” Gumamnya dalam hati.
Ia kembali mengingat kenangan bersama Chandra ,kekasihnya. Wajahnya yang lugu mulai memperlihatkan kesedihannya. Ia berbalik arah ,melangkahkan kaki menuju meja belajarnya yang dihiasi dengan bingkai-bingkai foto. Ia mengambil salah satu bingkai foto yang terdapat foto saat Gesya dan Chandra duduk di Taman.
Gesya memperhatikan foto itu ,menatapnya dengan penuh kesedihan. Dipikirannya timbul banyak pertanyaan “dimana kamu? Lagi apa? Kangen nggak sama aku?”. Begitulah pertanyaan yang selalu timbul setiap Gesya mengingatnya.
Chandra memang pergi meninggalkan Gesya untuk melanjutkan studynya ke Amerika.Chandra memilih sekolah pelayaran sehingga ia tidak dapat mengabarkan keadaannya kepada Gesya karena peraturan di sana memang sangat ketat.
Gesya melirik ke arah kalender yang terletak di meja belajarnya. Ia mengambil kalender tersebut dan sebuah pulpen. Dilingkarinya tanggal 11 Maret ,tepatnya hari jadi hubungan mereka.
“Hari ini ,hari jadi hubungan kita yang ke delapan tahun. Sampai hari ini aku sama sekali nggak berpaling dari kamu. Lima tahun kita tidak berjumpa ,masihkah kau mencintaiku? Masihkah kau merindukanku?”
Gesya kembali menatap foto itu ,airmatanya turun membahasi pipi. Ia mengambil sebuah kotak yang ia letakkan di dalam lemari pakaiannya. Dibukanya kotak itu ,diambilnya sepucuk surat dan sebuah cincin yang tebuat dari tangkai bunga mawar.
“Sayang.. maafkan aku yang harus meninggalkan kamu sendiri. Aku pergi mencari masa depanku ,memasuki sekolah pelayaran dan ketika aku kembali nanti ,aku akan mengajak kamu ke tengah lautan ,di sana hanya akan ada kita berdua ,kita dan pemandangan yang tak pernah kau temui dan takkan pernah terlupakan. Carilah penggantiku bila kamu memang sudah tidak bias menungguku lagi. Tapi , aku akan tetap mencintaimu ,karena aku yakin ,kamu itu tulang rusukku yang hilang. Jaga diri kamu baik-baik ya. Tetap jadi peri kecilku”.
Gesya terdiam membaca surat tersebut. Bibirnya mulai mengembangkan senyuman.
“Dasar Chandra jelek , bodoh ! mana mungkin aku berpaling dari kamu hahaha”.
            Dikenakannya cincin tersebut. Ia kembali tersenyum ,teringat saat Chandra memberikan cincin tersebut.
            Delapan tahun yang lalu saat mereka masih duduk di bangku SMA. Chandra dan Gesya pergi ke sebuah kebun yang terdapat banyak tanaman bunga yang indah. Mereka bermain-main di kebun bunga itu.Chandra meliha tpohon  bunga mawar yang indah. Dipetiknya tangkai bunga mawar itu ,dibuangnya duri yang ada pada tangkai tersebut.
Chandra mulai memainkan jari-jarinya ,membentuk sebuah cincin. Cincin itu diberikan kepada Gesya.
“Gesya ,pakai cincin ini ya” Chandra mengenakan cincin itu ke jari manis Geisya. Matanya menatap tajam ,menggambarkan kesungguhan hatinya.
“Terimakasih saying” Ucap Gesya.tersenyum.
Kemudian Gesya mengenakan cincin ke jari manisnya Chandra. Bibirnya mengembangkan senyuman.
“Suatu saat nanti aku akan melingkari jari manis kamu dengan cincin pernikahan” ucap Chandra.
            Gesya tersenyum mengingat kenangan itu.
Di pegangnya kalung yang ia kenakan yang diberikan Chandra saat Gesya berulangtahun.
Semangatnya semakin membara untuk terus menanti Chandra kembali.

***
           
Ku tak akan pernah berpaling darimu walau kini kau jauh dariku. Dan selalu ku nanti karena ku sayang kamu.
            Lagu itu ,lagu yang selalu Gesya request setiap kali ia pergi ke kafe favoritnya. Lagu yang menyentuh hati ,ditambah suara penyanyi kafe yang merdu ,semakin menyentuh relung jiwa ,rasa rindu itu pun tumbuh kembali. “mengapa kau tak pernah kunjung datang memberi kabar? “ gumamnya dalam hati.
            Siang itu ,hujan mengguyur kita Bandung. Suasana semakin medukung hati Gesya yang sedang merindukan kekasihnya.
“Sya!” suara itu berasal dari pintu kafe ini. Gesya menoleh ke arah pintu kafe. Gesya taki menyangka akan bertemu dengan teman SMA nya dulu ,lebih tepatnya teman sebangku Chandra.
“kenapa bukan Chandra saja yang bertemu denganku?yang ku rindukan Chandra bukan dia” batin Gesya.
            Ega menghampiri Gesya dengan senyuman khasnya ,ia terlihat berbeda , Ega mengenakan kaos putih dibaluti blazer 1/3 dilengkapi dengan jeans panjang dan sepatu kets. Tampilannya saat ini terlihat sangat keren ,berbeda sekali dengan Ega yang dikenal dulu ,yang terkenal kuper alias kurang pergaulan.
“Hai ,Ga.tumben ke sini.” Sapa Gesya dengan ramah
“Iya ,baru liburan kuliah terus gue ke Bandung.Gue dikasih tau temen kita dulu tuh si Yogi katanya ada kafe yang seru ,yaudah gue coba ke sini. Eh, ternyata ketemu lo ,Sya” jawab Ega.
Ega duduk tepat di hadapan Gesya. Penampilannya memang berbeda ,namun cara bicaranya masih sama seperti dahulu.
“Iya ,di kafe ini memang terkenal asyik buat tempat nongkrong” jawab Gesya sembari menyeruput cokelat hangat.
“minuman yang enak di sini apa ,Sya?” Tanya Ega.
“Cokelat hangat ,enak banget deh. Apalagi di saat cuaca dingin kayak gini.” Jawab Gesya dengan semangat.
Ega melabaikan tangannya ke arah pelayan kafe. Pelayan kafe itupun menghampiri Ega.
“mau pesan apa ,Mas?”
“Cokelat hangatnya satu ya ,Mbak”
:baik ,ada lagi yang bias saya bantu?”
“enggak mbak ,itu aja dulu”. Pelyan kafe itu pun berlalu meninggalkan Gesya dan Ega.
Tak berapa lama kemudian pelayan kafe itu datang membawa secangkir cokelat hangat.
“makasih ya ,mbak”
“iya ,sama-sama”.
Ega menyeruput cokelat hangat yang dipesannya. Wajahnya seperti mengungkapkan betapa lezatnya cokelat hangat yang ia minum.
“Enak ,Sya. Bener apa kata loe. Sejak kapan kafe ini ada? Kok gue enggak pernah tau ya?” Tanya Ega. heran. Ia kembali menyeruput cokelat hangatnya. Sesekali diangguk-angguka kepalanya.
“kafe ini baru ada waktu kita udah mulai kuliah. Ya,tepatnya sih saat Chandra pergi ninggalin gue. Pertama kali gue tau kafe ini karena diajak sama dia.”. jelas Gesya. Wajahnya kembali terlihat sedih. Bola matanya tajam ,memperlihatkan satu kerinduan yang mendalam.
“kenapa loe sedih ,Sya? Loe masih sayang sama dia?: Tanya Ega.heran.
Mata Gesya mulai berkaca-kaca.
“gue masih sama dia ,Ga. Gue di sini maih setia nunggu dia. Meskipun lima tahun enggak ada kabar tapi gue yakin kok kalau dia tetap sayang sama gue. Sama kayak janji dia.Dia enggak akan pernah ingkar janji ,gue tau itu.”
Airmata Gesya tak dapat dibendung lagi. Gesya meneteskan airmatanya. Airmatanya terus mengalir membasahi pipi hingga dagu dan jatuh tepat di permukaan liontin kalungnya.
Ega memperhatikan kalung yang dikenakan Gesya.
“Kalungnya masih lo pakai. Lo masih setia banget ,Sya. Gue salut sama lo. Gue yakin kok Sya ,di sana dia juga tetap mencintai lo”. Ega menghapus airmata Geisya yang terus mengalir. Geisya tak peduli dengan keadaan kafe ,ia hanya ingin mengungkapkan segala kerinduannya yang selama ini terpendam walau hanya kepada temannya ,bukan Chandra.

            Hujan mulai mereda ,namun langit masih terlihat gelap. Ega beranjak dari temapt duduknya ,tangannya menarik pergelangan tangan Geisya.
“Sya ,ayo ikut gue” ajak Ega. Matanya mengisyaratkan bahwa Ega ingin memberitahu sesuatu. Mereka melangkahkan kaki meninggalkan kafe.
            Ega membukakan pintu mobilnya untuk Gesya. Gesya masih bingung. “apa yang akan dilakukan Ega?mengapa tiba-tiba ia mengajakku tanpa ku tahu arah dan tujuannya”Tanya Gesya dalam hati.

***

            Sesampainya di tempat tujuan…
“tempat ini ,ada pa dengan tempat ini?kenapa dia membakwaku ke sini?apa maksudnya?”. Gesya terus bertanya dalam hati. Namun ,ia tetap terus mengikuti langkah kaki Ega yang berjalan secara perlahan-lahan. Tiba-tiba langkah kakinya terhenti. Gesya semakin bingung. “kenapa kita berhenti di sini?” Tanya Gesya.Heran.
Gesya memandangi keadaan di sekelilingnya.
“duduklah ,Sya. Kamu akan tahu. Ini saatnya kamu tahu semuanya ,Sya”.
Gesya menuruti ucapan Ega , ia duduk di samping Ega. Gesya melihat ke kanan.
Terlihat ukiran nama yang selama ini dia rindukan. Airmatanya kembali menetes dan jatuh tepat di bawah batu nisan.
“Ga ,gue mimpi kan? Gue mimpi kan ,Ga? Bilang sama gue Ga kalau ini Cuma mimpi! Atau loe bilang kalau ini cuma tipuan. Ya kan ,Ga?” Geisya menggugah-gugah tubuh Ega. Ia tak pernah percaya bahwa Chandra meninggalkannya begitu saja.
“Sya ,tenang Sya. Loe enggak boleh sedih ,nanti Chandra sedih kalau loe kayak begini. Dia udah bahagia kok ,Sya”.
Ega mencoba menenangkan Gesya ,tangannya mengusap-usap punggung Gesya.

PLAAAAAK !!!!
Gesya menampar pipi kanan Ega.
“Terus Sya tamper gue terus. Gue emang salah Sya ,gue emang egois. Gue diancam sama keluarganya supaya enggak ngasih tau lo. Loe tau sendirikan kalau keluarganya enggak suka sama lo?gue emang egois Sya ,egois!”
Hujan kembali mengguyur kota Bandung dengan sangat deras. Ega menarik tangan Gesya ,mengajak Gesya untuk pulang. Namun , Gesya melepaskan genggaman tangannya dari Ega ,Gesya lebih memilih berada di pemakaman bersama hujan yang ikut turut berduka cita atas kematian Chandra.
“mungkin loe butuh waktu untuk sendiri” ucap Ega.
Ega pergi meninggalkan Gesya yang masih menangis sambil mencium batu nisan.

***

 Tepat tanggal 07 Agustus 2007 ,kau pergi meninggalkanku untuk meneruskan pendidikanmu.
 Dan saat itu juga kau meninggalkanku untuk selama-lamanya.
Kecelakaan yang merenggut nyawamu ,yang memisahkan dunia kita.
Lima tahun kau meninggalkan dunia ini dan setelah lima tahun aku baru tahu kau telah tiada.
 Inilah penantianku yang sesungguhnya.
Penantian hingga akhir hayatku.
Tuhan membiarkan aku untuk selalu sabar menunggumu ,menunggu kabar dari orang yang telah tiada.
Percayalah ,sampai detik terakhir aku hidup ,kau yang tetap ada di hatiku.
Tunggu aku di sana.
Entah kapan aku dapat bersamamu di sana.
Namun satu yang pasti ,hatiku tetap untukmu.

                                                                                                Your little angel
                                                                                                    
Gesya





            Gesya melipat tersebut dan dimasukkannya ke dalam amplop kecil.
Ia melangkahkan kaki memasuki pemakaman tempat Chandra dimakamkan. Matanya terus mencari letak makam itu. Ia langkahkan kakinya menuju makam Chandra.

Chandra Winata
Bin
Santa Winata
Lahir  : 27 Agustus 1990
Wafat : 07 Agustus 2007

Diciumnya amplop tersebut dengan sepenuh hati. Lalu ia letakkan di samping batu nisan makam Chandra.

***
            Gesya kembali mengunjungi makam Chandra. Namun ,kali ini Gesya ditemani dengan seorang supir.
Gesya duduk di samping makam Chandra ,diusapnya batu nisan tersebut. Ia tersenyum ,tangannya membelai halus ukiran nama yang tertera di batu nisan itu.
“Sayang , enam puluh tahun sudah aku selalu mengunjungi makam ini setiap hari. Seandainya kamu masih hidup pasti kita sudah jadi kakek dan nenek yang cucunya segudang. Hehehe .. dan sampai saat ini aku tetap setia meski kamu telah tiada”.
Gesya tersenyum ,ia merasakan seperti ada seseorang yang memeluknya. Ia yakin bahwa itu pelukan dari Chandra.
Tak beberapa lama ia melihat sosok Chandra memakai baju putih dengan sinar yang sangat berkilau. Chandra melambaikan tangan ke Gesya dan tersenyum.
Gesya pun membalas lambaian tangan itu dan tersenyum bahagia.
SELESAI.